BERITA

Detail Berita

PENELITIAN TINDAKAN KELAS oleh SITI ZAENAB, S.Pd.

Rabu, 21 Februari 2024 10:55 WIB
493 |   -

 

 

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA

MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI PADA KELAS XI SMA NEGERI 1 CEPIRING

TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

 

 

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusun Oleh :

SITI ZAENAB, S.Pd.

 

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA NEGERI 1 CEPIRING

TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

 

 

i

 

LEMBAR VERIFIKASI PENELITIAN

 

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Perpaduan Metode Ceramah dan Diskusi pada Kelass XI  SMA Negeri 1 Cepiring Tahun Pelajaran 2022/2023, telah diverifikasi oleh Kepala Sekolah.

 

 

Waka Bidang Kurikulum                                                                          Kendal, 15 November  2022

Description: D:\DOWNLOAD\WhatsApp Image 2023-11-17 at 19.04.33.jpeg                                                                                                                  Guru Mata Pelajaran

                                                                                                              

Kasir Santoso Widodo, S.Pd, M.Pd                                                     Siti Zaenab, S.Pd.

NIP. 19770602 200501 1 007                                                                 NIP. 19900116 202221 2 016

                                                                         

Mengetahui,

Kepala SMA N 1 Cepiring

 

 

 

EUSTASIA CHRISTINE M., S.Pd, M.Pd

    NIP. 19640329 198703 2 008

 


                       SURAT KETERANGAN PUBLIKASI ILMIAH

 

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Perpustakaan SMA Negeri 1 Cepiring, menerangkan sebenarnya bahwa:

Penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas berjudul:

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika Melalui Perpaduan Metode Ceramah dan Diskusi pada Kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring Tahun Pelajaran 2022/2023

Benar sudah didokumentasikan/dipublikasikan di Perpustakaan Sekolah  sebanyak 1 (satu) eksemplar.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana            mestinya.

 

 

 

 

Mengetahui,

Description: D:\SOSIOLOGI X DAN XI LENGKAP\SOSIOLOGI AKHMAD SOLEH\TTD KEPSEK SMANCEP\TTD PAK MUHLISIN.jpegKepala Sekolah

 

 

 

 

EUSTASIA CHRISTINE M., S.Pd, M.Pd

NIP. 196403291987032008

 

 

Kendal, 12  Januari 2023

Kepala Perpustakaan

 

 

 

 

Drs. MUHLISIN

NIP. 19650302 200003 1 005

 

 

 

 

 

 

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN FISIKA

MELALUI PERPADUAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI PADA KELAS X SMA NEGERI 1 CEPIRING

TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

 

( PTK Pembelajaran Gerak lurus beraturan Kelas XI SMA NEGERI 1 CEPIRING)

 

Siti Zaenab, S.Pd.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 1 Cepiring bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama ini yaitu guru menerangkan materi pelajaran dan murid hanya mendengarkan sambil mencatat. Pada ulangan harian kelas X, nilai ulangan harian yang paling rendah adalah pada materi Gerak lurus beraturan. Melihat hasil belajar peserta didik yang masih rendah maka perlu adanya penggunaan metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik SMA Negeri 1 Cepiring pada materi Gerak lurus beraturan dan meningkatkan aktivitas peserta didik dalam belajar di kelas dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring yang berjumlah 36 peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Kegiatan setiap siklus dalam penelitian meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Metode pengumpulan data yaitu metode tes (dengan pilihan ganda) dan metode non tes (observasi dan dokumentasi).

Hasil penelitian ini diperoleh presentase aktivitas peserta didik pada pembelajaran siklus I dengan kategori baik (70%) dan pada siklus II meningkat dengan kategori amat baik (87,5%). Persentase aktivitas guru pada pembelajaran siklus I yaitu dengan kategori baik (71%) dan pada siklus II meningkat dengan kategori amat baik (92%). Rata-rata kelas yang dicapai pada siklus I adalah 70 dengan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu sebesar 72% dan pada siklus II rata- rata kelas meningkat menjadi 85 dan ketercapaian ketuntasan klasikal yaitu sebesar 91,6%.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada kelas dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dan aktivitas peserta didik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan guru tentang penggunaan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi,serta  digunakan dalam pembelajaran selanjutnya.

 

Kata Kunci : Hasil belajar, perpaduan ceramah dan diskusi
 

 

 

 

KATA PENGANTAR

 

 

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

 

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan dan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika melalui Perpaduan Metode Ceramah dan Diskusi pada Kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring Tahun Pelajaran 2022/ 2023dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi semua umat, yang kita nantikan syafa’atnya di hari kimat kelak dan semoga kita diistiqomahkan menjalankan Sunnah-sunnah beliau.

PTK ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melaui perpaduan metode ceramah dan diskusi. Penulis menyadari bahwa dengan kemampuan terbatas, baik pengalaman ataupun pengetahuan yang dimiliki, PTK ini masih dikatakan belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari  berbagai pihak.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 

  1. Allah SWT atau segala rahmat dan hidayah-Nya yang dikaruniakan kepada penulis sehingga PTK ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
  2. Ibu Eustasia Christine M., S.Pd, M.Pd Selaku Kepala SMA Negeri 1 Cepiring yang telah memberikan izin penelitian.
 

 

 

 

  1. Kasir Santoso Widodo, S.Pd, M.Pd Selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang

 

Kurikulum yang telah memberikan berbagai saran dan masukan.

 

  1. Bapak dan Ibu Guru dan Karyawan SMA Negeri 1 Cepiring yang telah memberikan berbagai macam bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini.
  2. Peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring yang menjadi subjek dalam penelitian ini.
  3. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan PTK ini hingga selesai.

 

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan pihak-pihak terkait yang dengan ikhlas memberikan do’a, semangat, bantuan dan bimbingannya, Meskipun terdapat kekurangan, diharapkan PTK ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. amin.

 

 

Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

 

 

    Kendal, 18 Juli 2022

 Penulis

Siti Zaenab, S.Pd.

NIP. 19900116 202221 2 016

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i LEMBAR VERIFIKASI PENELITIAN .................................................. ii SURAT KETERANGAN PUBLIKASI PERPUSTAKAAN................... iii ABSTRAK ...................................................................................................      iv

KATA PENGANTAR.................................................................................        v

DAFTAR ISI..................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................      ix

DAFTAR GAMBAR...................................................................................        x

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................      xi

BAB I       PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................        1

B. Rumusan Masalah .................................................................        6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................        6

D. Manfaat Penelitian ................................................................        6

BAB II     LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1.1 Pengertian Belajar ...........................................................        8

1.2 Ciri-ciri Belajar................................................................         9

    1. Hasil Belajar......................................................................... 11
    2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar................ 11
 

 

 

 

 

3.1 Metode Pembelajaran Ceramah.......................................

13

4.1 Metode Pembelajaran Diskusi .........................................

14

B.   Kajian Peneliti Terdahulu .....................................................

16

C.   Kerangka berpikir .................................................................

17

D. Hipotesis ................................................................................

19

BAB III

METODE PENELITIAN

 

A. Pendekatan Penelitian ..........................................................

 

 

20

 

B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................

20

 

C. Lokasi ...................................................................................

22

 

D. Prosedur Penelitian................................................................

22

 

E. Teknik Pengumpulan Data....................................................

27

 

F. Teknik Analisis Data.............................................................

28

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

A. Profil Tempat Penelitian .......................................................

 

 

29

 

B. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................

31

 

C. Hasil Penelitian Siklus II.......................................................

40

 

D. Pembahasan ..........................................................................

49

BAB V

PENUTUP

 

A. Kesimpulan ...........................................................................

 

 

53

 

B. Saran......................................................................................

54

 

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 55

 

LAMPIRAN.................................................................................................

 

 

 

 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta didik Siklus I.................................... 35

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Pendidik Siklus I.......................................... 36

Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Siklus I......................................................................... 39

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta didik Siklus II.................................. 44

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Pendidik Siklus II......................................... 46

Tabel 4.6 Data Hasil Belajar Siklus II........................................................................ 48

Tabel 4.7 Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Siklus I dan Siklus II dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi.......................................................................................... 49

 

 

 

DAFTAR GAMBAR

 

 

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran........................................................................... 18

Gambar 3.1 Proses Penelitian Tindakan................................................................ 26

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

x

 

 

 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

  1. Lampiran Siklus I

 

  1. Lampiran Siklus II
  2. Lampiran  Daftar Peserta Didik
  3. Lampiran  Daftar Nama Kelompok Siklus I
  4. Lampiran  Daftar Nama Kelompok Siklus II
  5. Lampiran  Daftar Nilai Siklus I
  6. Lampiran  Daftar Nilai Siklus II
  7. Lampiran  Gambar Kegiatan Pembelajaran
 

 

 

 

BAB 1 PENDAHULUAN

 

 

  1. LATAR BELAKANG MASALAH

 

Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang dilakukan antara pendidik dengan peserta didik. Pembelajaran harus berlangsung secara efektif. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan peserta didik yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan tersebut terlihat pemahaman peserta didik, penguasaan materi, dan prestasi peserta didik. Agar tujuan pembelajaran tercapai yaitu dengan adanya peningkatan prestasi belajar peserta didik dan peningkatan kualitas.

Dalam suatu proses pembelajaran di sekolah pendidik mempunyai peran yang sentral. Pendidik mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan. Pendidik juga harus kreatif mengelola kelas, memacu keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan kreatif dalam penggunaan metode pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan dipelajari sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Namun pada kenyataannya kondisi yang diterapkan belum terwujud. Proses pembelajaran yang ditemui masih menggunakan cara yang sifatnya monoton, yaitu dengan cara ceramah dan pemberian tugas kepada peserta didik dalam pembelajaran sehingga kurang dipahami oleh peserta didik yang mengakibatkan nilai yang diperoleh para peserta didik tidak seperti yang diharapkan.

Metode pembelajaran materi Gerak lurus beraturan yang diperlukan saat ini adalah metode pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan penguasaan materi dan meningkatkan kreativitas peserta didik karena mata pelajaran ini sifatnya teoritis. Metode pembelajaran merupakan suatu komponen yang penting serta ikut ambil bagian dalam upaya meningkatkan keberhasilan pada proses belajar mengajar disekolah (Djamarah,2006:72), selain itu metode pembelajaran juga mempunyai kedudukan sebagai alat motivasi intrinsik, sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan suatu pembelajaran.

SMA Negeri 1 Cepiring merupakan salah satu SMA Negeri yang ada di kota Kendal. Dasar penilaian terhadap hasil belajar peserta didik menggunakan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) yang telah ditetapkan sesuai dengan surat edaran dari Kepala Sekolah untuk mata pelajaran Fisika yaitu 75. Pencapaian hasil belajar peserta didik dalam materi Fisika diartikan sebagai pencapaian formatif dan sumatif dalam bidang Fisika secara keseluruhan dalam kegiatan belajar mengajar Fisika sekolah. Hasil belajar materi Fisika merupakan hasil belajar yang telah dicapai pada mata pelajaran Fisika yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh pendidik Fisika.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Cepiring, bahwa dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama ini yaitu pendidik menerangkan materi pelajaran dan murid hanya mendengarkan sambil mencatat. Pada tahun ajaran 2021/ 2022, kelas XI terdapat 36 peserta didik. Dari hasil perolehan nilai bahwa kelas XI tahun ajaran 2022/ 2023 masih ada peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP). SMA Negeri 1 Cepiring menetapkan KKM untuk mata pelajaran Fisika adalah 75.

Melihat hasil belajar peserta didik yang masih rendah menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap materi juga masih rendah, sehingga seorang pendidik yang bertindak sebagai pelaksana pembelajaran di dalam ruang kelas harus dapat menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dan perlu dicari pendekatan metode yang dapat menambah pemahaman peserta didik sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Pendidik sebagai komponen pengajar harus dapat memilih

penggunaan metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat dapat memperbesar minat belajar, meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dan meningkatkan hasil belajar.

Pada saat proses pembelajaran mata pelajaran Fisika materi Gerak lurus beraturan bahwa dengan kurangnya perhatian yang ditunjukan dari kurang aktivnya peserta didik menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh pendidik, atau peserta didik kurang inisiaif bertanya apabila dikelas ada materi yang kurang jelas, hal tersebut terlihat pada pembalajaran yang terkesan satu arah tidak ada respon dari peserta didik. Hal ini dikarenakan pendidik lebih menggunakan metode yang kurang variatif yaitu ceramah, metode tersebut kegiatan belajar mengajarnya lebih terpusat kepada pendidik sebagai pemberi informasi dan lebih banyak menuntut keaktifan pendidik dari pada peserta didik. Metode ini akan mengakibatkan kejenuhan atau kebosanan kepada peserta didik jika digunakan terus menerus. Materi pelajaran yang dipelajari menjadi kurang bermakna dan mengakibatkan peserta didik kurang bisa mengembangkan belajarnya. Jika hal tersebut dibiarkan, maka akan berdampak pada kurang tertariknya peserta didik terhadap materi-materi pelajaran Fisika yang berdampak pada pencapaian hasil  belajar peserta didik menjadi kurang optimal.

Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran tersebut salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, dengan metode yang tepat secara otomatis akan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, pendidik tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi pendidik sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian peserta didik. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika materi Gerak lurus beraturan perlu ditempuh dengan berbagai cara. Menurut Sudjana (2009:97) kombinasi metode mengajar dua sampai tiga metode mengajar merupakan suatu keharusan dalam proses belajar mengajar.

Metode diskusi merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif sederhana. Metode ini memberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan kelompoknya. Keunggulan metode ini adalah optimalisasi kerjasama antar peserta didik. Dalam pembelajaran kooperatif salah satu metode yang dianggap sesuai adalah metode pembelajaran diskusi. Dengan metode pembelajaran ini, diharapkan dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk lebih berani mengungkapkan pendapatnya di depan kelas, menanggapi atau menyanggah pendapat teman, dan saling bekerja sama antar kelompok.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diteliti mengenai “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika Materi Gerak lurus beraturan Melalui Perpaduan Metode Ceramah dan Metode Diskusi pada Kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring”.

 
  1. Rumusan Masalah

 

    1. Apakah dengan memadukan metode pembelajaran ceramah dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar materi Fisika pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring
    2. Apakah dengan memadukan metode pembelajaran ceramah dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas peserta didik pada materi Fisika kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring
  1. Tujuan Penelitian

 

    1. Untuk mendeskripsikan perpaduan metode pembelajaran ceramah dengan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar materi Fisika pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring
    2. Untuk mendeskripsikan perpaduan metode ceramah dengan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas peserta didik pada materi Fisika pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring
  1. Manfaat Penelitian

 

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut

 

  1. Bagi peserta didik

 

  1. Peserta didik dapat mengembangkan kreativitasnya dengan pembelajaran yang mandiri.
  2. Peserta didik dapat melatih kemampuannya mengemukakan pendapat.

 

  1. Peserta didik dapat belajar untuk menghargai pendapat orang lain.
 

 

 

 

  1. Bagi pendidik

 

  1. Menambah pengetahuan baru kepada pendidik mengenai metode pembelajaran

 

  1. Pendidik dapat menerapkan metode pembelajaran diskusi untuk pembelajaran selanjutnya.
  2. Memberikan motivasi kepada pendidik untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi mengajar dan model pembelajaran yang lebih bervariasi, sehingga dapat meningkatkan mutu pengajaran kepada peserta didik
  1. Bagi sekolah

 

  1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah

 

  1. Dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik

 

  1. Bagi peneliti

 

  1. Dapat menambah pengetahuan baru mengenai metode pembelajaran diskusi

 

  1. Dapat menerapkan model pembelajaran tersebut saat menjadi pendidik.

 

  1. Dapat membandingkan hasil penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya.
  1. Bagi pembaca

 

  1. Dapat menambah wawasan mengenai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar.
  2. Dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya.

 

  1. Dapat menjadi bahan perbandingan penelitian sekarang dengan penelitian selanjutnya
 
BAB II LANDASAN TEORI

 

 

  1. Kajian Teori

 

1.1 Pengertian Belajar

 

Menurut Hilgard dan Bower dalam Purwanto (2010:84) dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan bahwa : “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamnnya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”.

Menurut Gagne dalam Agus (2011:2) belajar merupakan perubahan dispossisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Menurut Slavin dalam Anni (2009:82) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.

Menurut Djamarah dan Zain (2006:10) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, bahkan meliputi segala aspek organisme atau pribadi. Jadi, hakikat belajar adalah

 

 

 

 

perubahan. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Menurut Skinner (dalam Dimyati, 2009:9) bahwa belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.

Oemar Hamalik (2009:154) menyatakan bahwa : “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah cirri khas manusia dan yang membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah. di kelas, di jalanan dalam waktu yang tak dapat ditentukan sebelumnya.

Berdasarkan pendapat diatas, maka belajar dapat diartikan perubahan perilaku seorang individu yang akan meningkat menjadi baik. Teori tentang belajar ini dicantumkan karena penelitian ini merupakan pengamatan terhadap proses belajar peserta didik.

    1. Ciri-Ciri Belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri. peserta didik adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat peserta didik memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

 

 

 

 

Ciri-ciri belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:8) anatar lain:

      1. peserta didik ysng bertindak belajar atau pembelajar
      2. memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup
      3. proses internal pada diri pembelajar
      4. dapat belajar di sembarang tempat
      5. lama waktunya sepanjang hayat
      6. syarat terjadi motivasi belajar kuat
      7. ukuran keberhasilannya dapat memecahkan masalah
      8. bagi pembelajar mempertinggi martabat pribadi
      9. hasil belajar sebagai dampak pengajaran dan pengiring

 

Beberapa ciri belajar, seperti dikutip oleh Darsono (dalam Hamdani, 2011:22) adalah sebagai berikut :

  1. belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan ini digunakan sebagai arah kegiatan, sekaligus tolok ukur keberhasilan belajar.
  2. Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Jadi, belajar bersifat individual.
  3. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Hal ini berarti individu harus aktif apabila dihadapkan pada lingkungan tertentu. Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar.
  4. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya.

 

Dari beberapa teori diatas maka ciri belajar adalah menghasilkan sebuah hasil belajar dan mengubah perilaku seseorang individu. Dalam penelitian ini ciri belajar dapat ditemukan dalam hasil belajar peserta didik.

 

 

 

 

    1. Hasil Belajar

 

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Menurut Bloom (dalam Agus, 2011:6), “hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik”. “Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar” (Anni, 2009:85).

Anni (2009:85), menyatakan bahwa :

 

hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang dicapai oleh seseorang yang telah melakukan proses belajar,dapat berupa nilai-nilai, kemampuan-kemampuan yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini akan diketehaui hasil belajar setelah penerapan metode diskusi.

    1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

 

Menurut Sudjana (2009:39), hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam peserta didik itu dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri peserta didik terutama kemampua yang dimilikinya. Faktor

 

 

 

 

kemampuan peserta didik besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

Sedangkan     menurut     Slameto     (2010:54-72),     faktor-faktor     yang mempengaruhi hasil belajar adalah :

      1. Faktor-faktor internal

 

        1. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh)

 

        1. Psikologis (integensi, perhatian, minat, bakat motif, kematangan, kesiapan)

 

        1. Kelelahan

 

      1. Faktor-faktor eksternal

 

        1. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan Fisika keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan)
        2. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik dengan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah)
        3. Masyarakat (kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat

Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh faktor intern yaitu fakor jasmaniyah, faktor psikologi, faktor kesiapan, dan faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Dalam penelitian ini akan meneliti salah satu faktor

 

 

 

 

yang mempengaruhi hasil belajar yaitu metode pembelajaran yang digunakan (faktor ekstern).

  1. Metode Pembelajaran Ceramah

 

Menurut Hamdani (2011:156), metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip, dan fakta yang ditutup dengan tanya jawab antara pendidik dan peserta didik. Metode ceramah dapat dilakukan oleh pendidik dalam situasi berikut:

    1. Untuk memberikan pengarahan, petunjuk di awal pembelajaran.

 

    1. Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi banyak yang akan disampaikan.
    2. Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajar, sedangkan jumlah peserta didik banyak.

Keterbatasan metode ceramah menurut Yamin (2009:65) sebagai berikut :

 

  1. Keberhasilan peserta didik tidak terukur.

 

  1. Perhatian dan motivasi peserta didik sulit diukur.

 

  1. Peran serta peserta didik dalam pembelajaran rendah.

 

  1. Materi kurang terfokus.

 

  1. Pembicaraan sering melantur.

 

Beberapa kelemahan metode ceramah adalah:

 

  1. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

 

  1. Yang   visual    menjadi    rugi,    yang   auditif   (mendengar)    yang    besar menerimanya.
 

 

 

 

  1. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

 

  1. Pendidik menyimpulkan bahwa peserta didik mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.
  2. Menyebabkan peserta didik menjadi pasif.

 

Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :

 

  1. Pendidik mudah menguasai kelas.

 

  1. Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

 

  1. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar

 

  1. Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

 

  1. Pendidik mudah menerangkan pelajaran dengan baik. (Syaiful Bahri Djamarah:97-98).

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan pendidik dengan penuturan atau penjelasan lisan secara langsung terhadap peserta didik.

  1. Metode Pembelajaran Diskusi

 

Menurut Syaiful Sagala diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertannyaan–pertannyaan problematis, pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat, dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran. Di dalam metode diskusi terdapat beberapa jenis-jenis diskusi, yaitu:

 

 

 

 

  1. Diskusi Kelas, Diskusi kelas atau disebut juga diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi.
  2. Diskusi Kelompok Kecil, Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi peserta didik dalam kelompok-kelompok jumlah anggota kelompok antara 3- 5 orang atau maksimal 10 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan pendidik menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi- bagi kedalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusi.
  3. Simposium, Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.
  4. Diskusi Panel, Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasa terdiri dari 4 – 5 orang dihadapan audiens. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi.

Metode diskusi merupakan metode yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas pada materi Fisika. Kelebihan metode ini adalah lebih aktif, lebih kompak, dan lebih berani mengungkapkan pendapat . metode ini diterapkan dalam penelitian dikarenakan karakteristik dari materi Fisika adalah teoritis dan perlu pemahaman yang lebih baik.

 
  1. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang metode ceramah telah dilakukan Widiarsa (2020) dalam kajiannya yang berjudul ”Peningkatan Belajar Peserta didik Melalui Metode Diskusi)”. Penggunaan Metode diskusi dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena peserta didik terlibat langsung dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari keantusiasan peserta didik dalam diskusi. Demikian pula Penggunaan media pembelajaran akan membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik. Sehingga akan mendorong minat peserta didik untuk belajar sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran.

Berbeda dengan Widiarsa, penelitian metode diskusi yang dilakukan oleh Ahmad (2018), tentang ”Penerapan metode diskusi dalam meningkatkan hasil belajar murid dalam Pelajaran Fiqih”. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik dapat meningkat dengan penerapan model pembelajaran diskusi dari siklus I kesiklus II, hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik, pada siklus I hasil belajar peserta didik secara klasikal memperoleh rata-rata persentase 70% rata-rata ini berada pada kategori belum tuntas, namun pada siklus II hasil belajar peserta didik meningkat dengan perolehan rata-rata persentase 80% dengan kategori tuntas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih peserta didik kelas IV PDTA Ittihadul Khairiyah Kubang Jaya tahun ajaran 2016/2017

 

 

 

 

Sehubungan dengan hasil diatas maka peneliti mengembangkan penelitian dengan metode diskusi untuk meningkatkan hasil belajar materi Gerak lurus beraturan pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Cepiring.

  1. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan pembelajaran materi Fisika di SMA Negeri 1 Cepiring, pendidik masih menggunakan metode pembelajaran konvensional dan kurang melibatkan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajara. Hal ini menimbulkan kejenuhan pada diri peserta didik yang berdampak hasil belajar yang rendah dan banyak peserta didik yang belum mampu mencapai KKTP.

Dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu membantu peserta didik agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku peserta didik bertambah baik, secara kualitas maupun kuantitas diperlukan kegiatan belajar mengajar yang komunikatif. Dalam kegiatan mengajar pendidik dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kondisi peserta didik dalam pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif metode kooperatif. Dalam pemaduan metode ceramah dan metode diskusi peserta didik belajar untuk bertanggung jawab atas penguasaan materi pelajaran yang ditugaskan padanya sehingga mengajarkan peserta didik disiplin dalam bertindak. Dengan adanya pengelompokkan dan pembagian yang merupakan aturan dalam belajar

 

 

 
 

 

 

 

mengajarkan peserta didik untuk menaati peraturan yang berlaku. Dalam metode ceramah dan diskusi semangat peserta didik dapat dikembangkan dengan adanya kerja sama baik dalam kelompok.

 

Peserta didik kurang memahami materi dan nilai di bawah KKTP

Kondisi awal

 

 

Metode ceramah

MMetode diskusi

                                    

 

 

 

 

Pembelajran dipadukan dengan metode ceramah dan diskusi

 
 
 

 

 

 

Peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran

 
 
 

 

 

 

Materi menjadi lebih mudah dipahami

 
 
 

 

 

 

Tercapai ketuntasan belajar peserta didik

 
 
 

 

 

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

 

 

 

 

  1. Hipotesis

 

Dari kerangka berpikir di atas dan dengan dukungan beberapa teori dapat dirumuskan hipotesis yaitu perpaduan metode pembelajaran ceramah dan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika pada kelas X SMA Negeri 1 Cepiring.

 
BAB III METODE PENELITIAN

 

  1. Pendekatan Penelitian

 

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini disusun untuk memecahkan suatu masalah, diujicobakan dalam situasi sebenarnya dengan melihat kekurangan dan kelebihan serta melakukan perubahan yang berfungsi sebagai peningkatan. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan sehari-hari. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi.

 

  1. Subjek dan Objek Penelitian

 

    1. Subjek Penelitian

 

Subjek penelitian adalah peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Cepiring, yang berjumlah 36 peserta didik.

 

 

 

 

    1. Objek Penelitian

 

Objek penelitian merupakan inti dari problematika penelitian. Objek dari penelitia ini meliputi :

      1. Aktivitas peserta didik

 

        1. Kemampuan Kerjasama

 

Kemampuan kerja sama antar peserta didik di dalam kelompok untuk memecahkan masalah atau kasus yang diberikan. Kerja sama antar kelompok untuk mencari dan memberikan informasi dari masalah yang sudah didiskusikan.

        1. Kemampuan menjawab pertanyaan

 

Kemampuan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendidik ketika pendidik memberikan materi yang terkait.

        1. Kemampuan memberikan pendapat

 

Peserta didik mampu memberikan pendapat atau menyanggah pendapat ketika peserta didik maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

      1. Respon Peserta didik

 

Respon peserta didik merupakan pendapat atau tanggapan peserta didik terhadap metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, tanggapan peserta didik tentang kinerja pendidik selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi,

 

 

 

 

      1. Motivasi Peserta didik

 

Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar peserta didik, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya tingkat belajar peserta didik. Motivasi pada umumnya mempertinggi prestasi dan memperbaiki sikap dengan tugas, dengan kata lain motivasi dapat membangkitkan rasa puas dan menaikkan prestasi.

      1. Hasil belajar

 

Hasil belajar yang dicapai peserta didik sesuai dengan KKTP yang ditentukan sekolah.

  1. Lokasi Penelitian

 

Lokasi penelitian ini di SMA Negeri 1 Cepiring yang beralamatkan di Jl. Sri Agung No.5 Kecamatan Cepiring, Kab.Kendal. Tempatnya strategis karena dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan apa saja.

  1. Prosedur Penelitian

 

Prosedur penelitian adalah suatu rangkaian tahap-tahap penelitian dari awal sampai akhir. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri atas empat tahap yang dilaksanakan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

 

 

 

 

    1. Siklus 1

 

      1. Perencanaan

 

Tahap perencanaan ini berupa penentuan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti pada pembelajaran dalam siklus I. rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :

  1. Membuat skenario pembelajaran dengan menyusun Modul Ajar ( MA)

 

  1. Menyusun lembar observasi aktivitas peserta didik dan aktivitas pendidik

 

  1. Menyusun kasus dan kasus tersebut dibagikan kepada peserta didik

 

  1. Pendidik membagi peserta didik menjadi 9 kelompok sesuai dengan tempat duduk
  2. Pendidik menyiapkan materi pembelajaran

 

      1. Tindakan

 

Tahap tindakan merupakan rencana-rencana yang disusun pada tahap sebelumnya. Pembelajaran dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, inti, dan penutup.

  1. Pendidik mengabsen peserta didik dan memberikan pengarahan tentang metode pembelajaran selama 10 menit
  2. Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara meminta peserta didik menyebutkan jenis-jenis Gerak lurus beraturan selama 10 menit
  3. Pendidik menggali pengetahuan peserta didik dengan cara bertanya kepada peserta didik selama 10 menit
  4. Pendidik menjelaskan materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan selama10 menit
 

 

 

 

  1. Pendidik membagi peserta didik menjadi 9 kelompok

 

  1. Pendidik membagikan lembar kasus kepada setiap kelompok

 

  1. Peserta didik berdiskusi selama 20 menit

 

  1. Peserta didik maju kedepan untuk presentasi selama 15 menit

 

  1. Pendidik melakukan tes evaluasi siklus I

 

      1. Pengamatan

 

Proses pengamatan atau observasi yang dilakukan pada tahap ini adalah observasi terhadap aktivitas pendidik dan aktivitas peserta didik untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan kinerja pendidik.

      1. Refleksi

 

Hasil analisis yang diperoleh dari kendala-kendala yang ditemui selama pelaksanaan tindakan digunakan sebagai bahan refleksi. Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui perubahan antara sebelum dan sesudah tindakan. Selain itu, refleksi digunakan untuk mengetahui kekurangan serta upaya perbaikan untuk siklus berikutnya.

  1. Siklus II

 

    1. Perencanaan

 

Hasil refleksi pada siklus I dikoordinasikan dengan pendidik mata pelajaran Fisika sekolah tempat untuk melakukan peerencanaan ulang. Kegiatan yang dilakukan berupa perbaikan rencana yang didasarkan pada kekurangan atau temuan pada siklus I, sedangkan kelebihan pada kelebihan siklus I dipertahankan. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus II antara lain :

 

 

 

 

  1. Menyempurnakan Modul Ajar ( MA) yang sudah dibuat pada siklus I

 

  1. Pendidik membacakan kasus yang akan didiskusikan oleh peserta didik

 

  1. Membuat lembar observasi aktivitas peserta didik dan pendidik

 

  1. Membuat kelompok dengan anggota yang berbeda sesuai dengan presensi

 

    1. Tindakan

 

Tindakan siklus II merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah disusun. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perbaikan pembelajaran, yaitu meliputi:

  1. Pendidik mengabsen peserta didik dan memberikan pengarahan tentang metode pembelajaran selama 10 menit
  2. Pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara meminta peserta didik menyebutkan jenis-jenis Gerak lurus beraturan selama 10 menit
  3. Pendidik menggali pengetahuan peserta didik dengan cara bertanya kepada peserta didik selama 10 menit
  4. Pendidik menjelaskan materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan selama10 menit

 

  1. Pendidik membagi peserta didik menjadi 9 kelompok

 

  1. Pendidik membagikan lembar kasus kepada setiap kelompok

 

  1. Peserta didik berdiskusi selama 20 menit

 

  1. Peserta didik maju kedepan untuk presentasi selama 15 menit

 

  1. Pendidik menyimpulkan tentang hasildiskusi peserta didik 10.Pendidik melakukan tes evaluasi siklus II
 

 

 

 

    1. Pengamatan

 

Pada siklus II yang diamati adalah proses belajar peserta didik yang meliputi aktivitas peserta didik yaitu kemampuan kerjasama peserta didik, kemampuan menjawab pertanyaan, kemampuan berpendapat dalam pelajaran Fisika dengan menggunakan metode diskusi.

    1. Refleksi

 

Pada siklus II setelah metode ceramah dan metode diskusi diterapkan secara maksimal maka akan terlihat secara jelas ada peningkatan hasil belajar yang dicapai.

 

 

 

 

 

Siklus I

 

 

 

 

 

Siklus II

 

 

 

 

 

Gambar 3.1 Proses penelitian tindakan
 

 

 

 

  1. Teknik Pengumpulan Data

 

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

 

    1. Teknik Dokumentasi

 

Teknik dokumetasi merupakan suatu metode dalam penelitian yang bersumber pada tulisan. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi tentang daftar nama peserta didik, daftar hasil belajar peserta didik.

    1. Teknik Tes

 

Menurut Suharsimi, (2006:150). “teknik tes yaitu serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan integensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok. Teknik tes disini dgunakan untuk mendapatkan informasi tentang data kognitif peserta didik. Tes yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang data kognitif peserta didik. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes bentuk pilihan ganda.

    1. Teknik Observasi

 

Teknik observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Pedoman pengamatan ini diperlukan untuk mengamati proses pembelajaran yang berlangsung yaitu aktivitas peserta didik dan pendidik selama proses pembelajaran berlangsung dengan metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Aktivitas peserta didik diamati dengan menggunakan lembar observasi.

 

 

 

 

  1. Teknik Analisis Data

 

Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik deskriptif dengan membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil belajar peserta didik dengan tindakan, serta membandingkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II

 

 

 

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

 

  1. Profil Tempat Penelitian

 

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Cepiring memiliki enam ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, ruang administrasi, ruang kepala sekolah, lapangan sepak bola dan lapangan voli. Sekarang ada 24 ruang kelas. Pada tahun 2003 gedung olahraga, laboratorium biologi dan fisika dibangun. Laboratorium bahasa dan komputer dibangun pada tahun 2008. Selama 2015-2019 pembangunan gedung mengalami peningkatan seperti dua laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium kimia, laboratorium seni budaya, dapur siswa, ruang multimedia dan renovasi masjid dan ruang guru.

SMA N 1 Cepiring dipimpin oleh tujuh kepala sekolah. Sadir BA adalah kepala sekolah pertama sejak 1993 hingga 1996. Dia adalah kepala sekolah yang karismatik. Selama tahun 1996 - 2001, Drs Kurniyanto Sukirman menjabat sebagai kepala sekolah kedua. Karakternya adalah “Kebapak-bapakan”. Beliau menyambut baik seluruh warga SMA N 1 Cepiring. Kepala Sekolah ketiga adalah Dwianto,S.Pd.,M.Si. Beliau memimpin selama dua periode pada tahun 2001-2009. Beliau dikenal sebagai kepala sekolah yang disiplin. Beliau melakukan banyak perubahan yang lebih baik untuk sekolah ini terutama dalam prestasi sekolah. Dalam kepemimpinan beliau, SMA N 1 Cepiring pernah menjadi juara umum Popda tingkat Kabupaten Kendal. Berikutnya ada Drs. Noor Afif, yang menjabat pada

 

 

 

 

2009 – 2011 yang kemudian pindah ke SMA 1 Rowosari. Dalam dua periode yang berbeda, pada tahun 2011-2014 dan 2019-2021 SMA N 1 Cepiring dipimpin oleh Siswanto, S.Pd. Beliau adalah kepala sekolah yang tegas bahwa mematuhi aturan dan melakukan tindakan berdasarkan keputusan rapat itu penting. Endang Widarti, M.Par. memimpin selama 2014-2019. Beliau memiliki kontribusi yang besar terutama untuk fasilitas sekolah. Sekarang ini, Eustasia Christine M, S.Pd, M.Pd. adalah kepala sekolah SMA N 1 Cepiring. Beliau fokus pada pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan prestasi sekolah.

Jumlah siswa yang pernah belajar di SMA N 1 Cepiring meningkat dari tahun ke tahun. Total siswa kini mencapai lebih dari 800 siswa. Beberapa dari mereka telah memberikan kontribusi pada prestasi sekolah dengan mengikuti beberapa kompetisi. SMA N 1 Cepiring pernah mengikuti lomba atletik tingkat nasional, lomba KIR tingkat provinsi, dan lomba debat tingkat Cabdin XIII. Ada dua program yang bisa dipilih siswa yaitu program ilmu sosial (IPS) dan program ilmu alam (MIPA). SMA Negeri 1 Cepiring memiliki kemajuan yang baik terkait dengan fasilitas gedung, jumlah siswa, dan prestasi sekolah

Adapun Visi dan Misi SMA Negeri 1 Cepiring yaitu :

 

    1. Visi SMA Negeri 1 Cepiring, yaitu . Terwujudnya Lembaga Pendidikan yang membekali peserta didik dengan kemuliaan budi, keunggulan prestasi, dan keterampilan serta berpartisipasi aktif menjaga kelestarian lingkungan hidup dan kedamaian melalui nilai-nilai toleransi dan antiradikalisme.
 

 

 

 

    1. Misi SMA Negeri 1 Cepiring

 

      1. Unggul dalam aktivitas keagamaan dalam rangka peningkatan iman dan taqwa

 

      1. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik serta penguasaan IPTEK

 

      1. Terwujudnya budi pekerti luhur, berbudaya dan berjati diri Indonesia

 

      1. Terwujudnya penguasaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global
      2. Unggul dalam prestasi nilai Ujian Nasional persaingan masuk Perguruan Tinggi terakreditasi (Sumber: https://smanegeri1cepiring.sch.id/)
  1. Hasil Penelitian Siklus I

 

Dalam siklus I kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan observasi serta refleksi dimana masing-masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :

  1. Perencanaan

 

Perencanaan disusun berdasarkan refleksi pada permasalahan yang terdapat di kondisi awal sebelum adanya tindakan. Kondisi sebelum adanya tindakan bahwa hasil belajar rendah, oleh karena itu perlu dirancang suatu metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi. Dalam penelitian ini, tindakannya adalah dengan menerapkan metode diskusi pada materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan.

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendidik. Menyusun lembar aktivitas peserta didik dan aktivitas pendidik sesuai dengan metode yang akan digunakan. Menyusun sebuah kasus bersama dengan pendidik untuk dibagikan

 

 

 

kepada peserta didik pada saat pembelajaran di kelas. Peneliti dan pendidik mengelompokka peserta didik sesuai dengan tempat duduk yaitu antara depan dan belakang. Pendidik menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

  1. Pelaksanaan

 

Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran (2 x 45) menit pada tanggal 15 November 2022 pukul 07.30-09.00 WIB, diikuti oleh 36 peserta didik kelas XI. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah pendidik mata pelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi.

Pada siklus I pendidik membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi kepada peserta didik dengan mengkaitkan materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan dengan kehidupan sehari-hari, berupa pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik dan suasana kelas lebih interaktif. Selanjutnya, pendidik memberikan pengarahan pelaksanaan metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Kemudian pendidik memberikan motivasi kepada peserta didik supaya peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar. Sebelum materi dijelaskan, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran, agar peserta didik mengetahui materi yang akan disampaikan.

Dalam kegiatan inti, pendidik menggali pengetahuan peserta didik terkait materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan dengan cara bertanya kepada peserta didik.

 

 

 

 

Pendidik menjelaskan materi tentang jenis-jenis Gerak lurus beraturan. Penyampaian materi sesuai dengan indikator yang sudah direncanakan pada Modul Ajar (MA). Ketika pendidik menjelaskan, ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan, peserta didik banyak berbincang dengan teman satu bangku. Dalam proses pembelajaran pendidik memberikan pertanyaan-pertanyaan ringan kepada peserta didik agar suasana kelas lebih terkondisikan dan lebih interaktif. Bagi peserta didik yang mampu menjawab baik itu jawabannya benar atau salah pendidik memberikan penguatan kepada peserta didik. Setelah selesai menjelaskan, pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kesempatan ini pun dimanfaatkan peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami. Selanjutnya pendidik menjelaskan materi yang ditanyakan tersebut.

Pendidik membagi kelas menjadi beberapa kelompok, satu kelompok terdiri dari 4 orang, kemudian pendidik memberikan soal kepada semua kelompok, peserta didik berdiskusi. Pembentukan anggota kelompok ditentukan oleh pendidik berdasarkan tempat duduk peserta didik. Ketika pembagian kelompok, sebagian peserta didik cukup antusias, namun masih ada juga peserta didik yang acuh dan tidak memperhatikan apa yang diinstruksikan oleh pendidik.

Setelah pembagian kelompok selesai, pendidik menginstruksikan peserta didik untuk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Pendidik memberikan petunjuk-petunjuk yang harus dilakukan peserta didik selama proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan perpaduan metode

 

 

 

 

ceramah dan metode diskusi. Sebelum melaksanakan pembelajaran pendidik membagikan lembar tugas kepada masing-masing kelompok belajar sebagai bahan diskusi peserta didik. Pendidik juga menjelaskan petunjuk/cara mengerjakan lembar tugas dalam kelompok. Selama waktu yang telah ditentukan peserta didik diperbolehkan berdiskusi menjawab soal yang ada dalam lembar tugas dengan kelompok masing-masing.

Setelah diskusi selesai, hasil diskusi peserta didik disampaikan oleh salah satu perwakilan anggota kelompok peserta didik setelah dibahas bersama-sama. Kemudian, pendidik memberikan tanggapan secara singkat dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk memberikan pendapat maupun tambahan. Pada sesi ini masing-masing kelompok belum antusias untuk memberikan tanggapan, sanggahan maupun saran kepada kelompok peserta didik lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Setelah diskusi selesai pendidik meluruskan konsep yang masih keliru dan menguatkan materi- materi yang penting. Peserta didik mendengarkan dan mencatat informasi dari pendidik. Selanjutnya pendidik membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

Setelah pemberian tindakan selesai, pendidik mengadakan tes evaluasi siklus I. Pendidik memberikan soal evaluasi sebagai hasil evaluasi tahap pertama. Pendidik menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi kepada peserta didik agar mengerjakan tugas yang sudah diberikan pendidik dan mempelajari serta menyiapkan materi untuk pertemuan selanjutnya.

 

 

 

 

  1. Pengamatan

 

  1. Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

 

Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan aktivitas peserta didik siklus I dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi diperoleh hasil sebagai berikut :

Table 4.1 Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta didik Siklus I

 

No

Aspek yang dinilai

skor

1

2

3

4

1

Bergotong royong

 

 

V

 

2

Bernalar kritis

 

V

 

 

3

Mandiri

 

 

V

 

4

Kelengkapan materi

 

 

V

 

5

Penulisan materi

 

 

V

 

6

Kemampuan presentasi

 

 

V

 

Jumlah

 

2

15

 

Jumlah Skor

17

Jumlah Skor Maksimal

24

Kriteria penilaian skor :

 

Skor 1 jika jumlah peserta didik yang melakukan kurang dari 25 % Skor 2 jika jumlah peserta didik yang melakukan sebesar 26 %-50% Skor 3 jika jumlah peserta didik yang melakukan sebesar 51%-75% Skor 4 jika jumlah peserta didik yang melakukan sebesar 76%-100%

 

 

 

 

Kriteria jumlah skor :

 

19 - 24        kategori amat baik

 

13 - 18        kategori baik

 

7 – 12          kategori kurang

 

1 - 6            kategori amat kurang

 

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran diskusi sudah baik yaitu dengan skor 17, yaitu aktivitas peserta didik telah mencapai 70 %, hasil ini diperoleh dari 17/24 X 100% = 70%. Dari skor dan persentase tersebut dapat dikatakan bahwa aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dalam kategori baik dan sebagian besar dari perencanaan pembelajaran sudah dilakukan dengan baik. Namun, masih ada beberapa hal yang belum dicapai yaitu sebesar 30 %. Hal yang belum dicapai itu akan diperbaiki pada pembelajaran siklus II.

  1. Hasil Observasi Aktivitas Pendidik

 

Hasil pengamatan aktivitas pendidik pada siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan aktivitas pendidik siklus I dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi diperoleh hasil sebagai berikut : Table 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Pendidik Siklus I

No

Aspek yang dinilai

Skor

1.

Kemampuan membuka pelajaran

3

2.

Kemampuan menggunakan metode pembelajaran

3

3.

Kemampuan dalam penguasaan bahan (materi pembelajaran)

3

 

 

 

 

4.

Kemampuan menanggapi respond pertanyaan peserta didik

3

5.

Kemampuan menggunakan waktu

3

6.

Kemampuan mengelola kelas

2

7.

Kemampuan menutup pelajaran

3

 

Jumlah

20

 

Kategori

Baik

 

 

Keterangan :

 

Point 1: jika pendidik tidak melaksanakan aktivitas tersebu

 

Point 2: jika pendidik kurang baik dalam melaksanakan aktivitas tersebut Point 3: jika pendidik cukup baik dalam melaksanakan aktivitas tersebut Point 4: jika pendidik melaksanakan aktivitas tersebut dengan baik Kriteria penilaian :

22 -28         kategori amat baik

 

15 - 21        kategori baik

 

8 - 14          kategori kurang

 

1 – 7            kategori amat kurang

 

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa aktivitas pendidik selama kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran diskusi kategorinya baik yaitu dengan skor 20. Aktivitas pendidik telah mencapai 71 %, hasil ini diperoleh dari 20/28 X 100% = 71%. Dari skor dan presentase tersebut dapat dikatakan bahwa dalam prosespembelajaran pendidik sudah menerapkan keterampilan dasar pendidik dengan amat baik. Namun, ada beberapa hal yang belum dicapai yaitu sebesar 29

 

 

 

 

%, hasil ini diperoleh dari 100 %-71 %. Hal yang belum dicapai tersebut akan diperbaiki pada pembelajaran siklus II.

  1. Refleksi

 

Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan atau dipelajarinya di masa lalu. Refleksi pembelajaran merupakan respons terhadap aktivitas atau pengetahuan dan keterampilan yang baru diterima dari proses pembelajaran. Suasana dalam siklus ini belum sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Masih ada banyak peserta didik yang kurang fokus selama jalannya proses pembelajaran. Dibawah ini merupakan paparan kelebihan dan kekurangan dalam peoses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi dalam siklus I.

  1. Kelemahan

 

    1. Banyak peserta didik yang belum fokus terhadap pembelajaran

 

    1. Peserta didik kurang kreatif dalam bertanya dan menyampaikan pendapatnya

 

    1. Masih banyak peserta didik yang masih bingung selama jalannya proses pembelajaran
    2. Masih terdapat anggota kelompok yang masih mengerjakan LKPD secara individual, sehingga masih terdapat anggota kelompok yang belum memahami materi dalam proses pembelajaran tersebut.
    3. Kurangnya pengaturan waktu dikarenakan masih penyesuaian dengan metode baru yang digunakan
 

 

 

 

  1. Kelebihan

 

    1. Peserta didik dapat mendengarkan dan mencatat materi secara langsung dalam diskusi
    2. Peserta didik dapat melaksanakan perintah/tugas yang diberikan oleh pendidik
    3. Pendidik dapat memberi penguatan materi terhadap peserta didik atau kelompok yang kurang memahami materi
    4. Proses belajar dapat lebih hidup

 

    1. Peserta didik dapat lebih aktif dalam belajar

 

    1. Pendidik memberikan dorongan kepada peserta didik agar dapat berinteraksi dengan teman dan sumber belajar/buku  pelajaran

Berdasarkan hasil pembelajaran dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi pada siklus I dapat diketahui hasil belajar sebagai berikut Table 4.3 Data Hasil Belajar Siklus I

No

Pencapaian

Kelas metode diskusi

Tes evaluasi I

1

Nilai terendah

40

2

Nilai tertinggi

90

3

Rata-rata nilai

70

4

Jumlah peserta didik yang tuntas

26

5

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas

10

6

Ketuntasan belajar (%)

72%

 

 

 

 

Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus I, kelas dengan metode diskusi menunjukkan ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal sebesar 72% dimana jumlah peserta didik sebanyak 36 yang tidak tuntas belajarnya adalah 10 peserta didik. Presentase aktivitas peserta didik dengan metode diskusi pada siklus I ini sebesar yaitu 70%, sedangkan prosentase aktivitas pendidik sebesar 71%. Hasil belajar pada siklus I belum mencapai indikator yang ditentukan yaitu 72% peserta didik dari keseluruhan peserta didik yang ada dikelas memperoleh nilai 70 atau mencapai ketuntasan belajar kogitif 72% dan sekurang- kurangnya 72% peserta didik dari keseluruhan peserta didik yang ada di kelas memperoleh nilai 70 atau mencapai ketuntasan untuk belajar efektif dan psikomotorik sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II.

  1. Hasil Penelitian Siklus II

 

Dalam tindakan siklus II kegiatan yang dilakukan meliputi 4 tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi serta refleksi dimana masing- masing kegiatan dijelaskan sebagai berikut :

  1. Perencanaan

 

Sebelum melaksanakan siklus II terlebih dahulu dilakukan koordinasi dengan pendidik pengampu materi Gerak lurus beraturan dan membuat perencanaan pelaksanaan siklus II. Perencanaan dalam siklus II didasarkan dari siklus I. Dengan kondisi peserta didik yang kurang fokus dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang aktif bertanya dan menyampaikan hasil diskusinya, beberapa hal tersebut akan diperbaiki dalam siklus II yang merupakan perbaikan siklus I. Perbaikan

 

 

 

 

dilakukan dengan pemberian motivasi, perhatian bagi peserta didik yang kurang, pengelolaan kelas dan waktu secara optimal.

Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendidik. Menyusun lembar aktivitas peserta didik dan aktivitas pendidik sesuai dengan metode yang akan digunakan. Pendidik membacakan kasus di depan kelas untuk dikerjakan oleh peserta didik pada saat pembelajaran di kelas. Peneliti dan pendidik mengelompokkan peserta didik sesuai dengan presensi. Pendidik menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran.

  1. Pelaksanaan

 

Siklus II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam pelajaran (2 x 45) menit pada tanggal 17 November 2022 pukul 09.30-11.00 WIB, diikuti oleh 36 peserta didik kelas X. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat, sedangkan yang bertindak sebagai pengajar adalah pendidik mata pelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus II adalah dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi

Pelaksanaan pembelajaran siklus II sebenarnya tidak jauh beda dengan pelaksanaan siklus I. pembelajaran dalam siklus II ini masih perpaduan metode ceramah dan metode diskusi, tetapi dalam siklus II tindakan pelaksanaan lebih dikembangkan dan disempurnakan untuk memperbaiki hasil dari siklus I. Sehingga pencapaian siklus II diharapkan lebih baik dan lebih meningkat dibandingkan siklus II.

 

 

 

 

Pada awal pertemuan siklus II, seperti biasa pendidik mengabsen peserta didik dan mengkondisikan peserta didik dengan menyuruh peserta didik mempersiapkan buku pelajaran. Dan seperti pada siklus I pendidik menjelaskan terlebih dahulu materi dengan metode ceramah. Pendidik memberikan pengarahan pelaksanaan metode pembelajaran ceramah dan diskusi. Dan pendidik memberikan motivasi yaitu peserta didik diminta menyebutkan jenis-jenis Gerak lurus beraturan.

Dalam kegiatan inti, pendidik menggali pengetahuan peserta didik terkait materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan dengan cara bertanya kepada peserta didik pendidik mulai menyampaikan tujuan pembelajaran dan menerangkan materi pelajaran dengan materi pokok yang sama yaitu jenis-jenis Gerak lurus beraturan dengan lebih menekankan materi- materi yang belum dipahami oleh peserta didik.

Pada aspek ini pendidik menekankan bagaimana jalannya proses pembelajaran metode diskusi, bahwa yang terpenting adalah kerjasama dan kekompakan kelompok untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan penekanan ini diharapkan peserta didik dapat lebih serius dan fokus terhadap materi dan tugasnya dalam kelompok.

Kemudian pendidik membentuk peserta didik menjadi 9 kelompok belajar masing- masing kelompok terdiri dari 4 orang. Pada siklus II tidak terjadi perubahan kelompok. Selanjutnya pendidik membagikan tugas siklus II kepada masing-masing kelompok dan menginstruksikan kepada peserta didik untuk melaksanakan tugas kelompok dengan menggunakan metode diskusi. Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus II ini terlihat proses pembelajaran lebih hidup dibandingkan dengan siklus I.

 

 

 

 

peserta didik dapat lebih aktif dan berpartisipasi dalam kelompoknya, meski terdapat beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Menanggapi hal tersebut pendidik member bantuan kepada peserta didik yang membutuhkan bantuan dan menaruh perhatian lebih kepada kelompok atau peserta didik yang mengalami kendala selama proses diskusi berlangsung. Kinerja pendidik dalam siklus II ini dirasa lebih tenang dan santai, ini dikarenakan peserta didik sudah dapat menyesuaikan diri dengan metode baru dan dapat lebih berperan aktif dalam kelompoknya.

Setelah diskusi selesai, maka seperti siklus I, hasil diskusi peserta didik disampaikan oleh salah satu perwakilan anggota kelompok peserta didik setelah dibahas bersama-sama. Kemudian, pendidik memberikan tanggapan secara singkat dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok lain untuk memberikan pendapat maupun tambahan. Pada sesi ini masing-masing kelompok antusias untuk memberikan tanggapan, sanggahan maupun saran kepada kelompok peserta didik lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Setelah diskusi selesai pendidik meluruskan konsep yang masih keliru dan menguatkan materi- materi yang penting. Peserta didik mendengarkan dan mencatat informasi dari pendidik. Selanjutnya pendidik membimbing peserta didik untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan. Setelah pemberian tindakan selesai, pendidik mengadakan tes evaluasi siklus II. Pendidik memberikan soal evaluasi sebagai hasil evaluasi tahap kedua. Pendidik memberikan tugas dan menyampaikan pertemuan selanjutnya serta menutup pembelajaran.

 

 

 

 

  1. Pengamatan

 

1) Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik

 

Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan aktivitas peserta didik siklus II dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi diperoleh hasil sebagai berikut :

Table 4.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta didik Siklus II

 

No

Aspek yang dinilai

skor

1

2

3

4

1

Bergotong royong

 

 

 

V

2

Bernalar kritis

 

 

V

 

3

Mandiri

 

 

V

 

4

Kelengkapan materi

 

 

 

V

5

Penulisan materi

 

 

V

 

6

Kemampuan presentasi

 

 

 

V

Jumlah

 

 

9

12

Jumlah Skor

21

Jumlah Skor Maksimal

24

Kriteria penilaian skor :

 

Skor 1 jika jumlah peserta didik yang melakukan kurang dari 25 % Skor 2 jika jumlah peserta didik yang melakukan sebesar 26 %-50% Skor 3 jika jumlah peserta didik yang melakukan sebesar 51%-75% Skor 4 jika jumlah peserta didik yang melakukan sebesar 76%-100% Kriteria jumlah skor :

 

 

 

 

19 - 24        kategori amat baik

 

13 - 18        kategori baik

 

7 – 12          kategori kuran

 

1    - 6         kategori amat kurang

 

Banyak terjadi perubahan dalam siklus II dimana aktivitas peserta didik telah meningkat menjadi 87,5% dari sklus I, hal ini dikarenakan peserta didik sudah banyak yang mengerti tentang proses jalannya pembelajaran dengan metode diskusi. Tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pada saat pembelajaran sudah baik, terlihat keterampilan peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari pendidik megalami peningkatan.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran diskusi sudah amat baik yaitu dengan skor 21, yaitu aktivitas peserta didik telah mencapai 87,5 %, hasil ini diperoleh dari 21/24 X 100%= 87,5%. Dari skor dan presentase tersebut dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran pendidik sudah menerapkan keterampilan dasar pendidik dengan amat baik. Namun, ada beberapa hal yang belum dicapai yaitu 12,5%.

 

 

 

 

 

 

 

2.) Hasil Observasi Aktivitas Pendidik

Hasil pengamatan aktivitas pendidik pada siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan aktivitas pendidik siklus II dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi diperoleh hasil sebagai berikut :

Table 4.5 Hasil Pengamatan Aktivitas Pendidik Siklus II

 

No

Aspek yang dinilai

Skor

1.

Kemampuan membuka pelajaran

4

2.

Kemampuan menggunakan metode pembelajaran

4

3.

Kemampuan dalam penguasaan bahan (materi pembelajaran)

4

4.

Kemampuan menanggapi respond pertanyaan peserta didik

4

5.

Kemampuan menggunakan waktu

3

6.

Kemampuan mengelola kelas

3

7.

Kemampuan menutup pelajaran

4

 

Jumlah

26

 

Kategori

Amat Baik

Keterangan :

 

Point 1: jika pendidik tidak melaksanakan aktivitas tersebu

 

Point 2: jika pendidik kurang baik dalam melaksanakan aktivitas tersebut Point 3: jika pendidik cukup baik dalam melaksanakan aktivitas tersebut Point 4: jika pendidik melaksanakan aktivitas tersebut dengan baik Kriteria penilaian :

22 -28         kategori amat baik

 

15 - 21        kategori baik

 

8 - 14          kategori kurang

1 – 7            kategori amat kurang

 

Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa aktivitas pendidik selama kegiatan pembelajaran dengan metode pembelajaran diskusi kategorinya amat baik yaitu dengan skor 26. Aktivitas pendidik telah mencapai 92%, hasil ini diperoleh dari 26/28 X 100% = 92%. Dari skor dan presentase tersebut dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran pendidik sudah menerapkan keterampilan dasar pendidik dengan amat baik. Namun, ada beberapa hal yang belum dicapai yaitu sebesar 8 %, hasil ini diperoleh dari 100 %-92 %. Berdasarkan hasil tersebut kinerja pendidik dalam mengajar dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi sudah memenuhi kriteria.

  1. Refleksi

 

Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan atau dipelajarinya di masa lalu. Refleksi pembelajaran merupakan respons terhadap aktivitas atau pengetahuan dan keterampilan yang baru diterima dari proses pembelajaran. Pada kelas dengan pembelajaran perpaduan metode ceramah dan metode diskusi pada siklus II diperoleh analisisi data yang nyata bahwa setelah metode ceramah dan metode diskusi diterapkan secara maksimal maka akan terlihat secara jelas ada peningkatan hasil belajar yang dicapai.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas belajar dan psikomotorik peserta didik maka dapat dipaparkan bahwa peserta didik sampai pada siklus II ini sudah

 

 

 

 

aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang disampaikan pendidik secara baik dan tertib. Peningkatan tampak dengan adanya perubahan-perubahan.

Berdasarkan hasil pembelajaran dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi pada siklus II dapat diketahui hasil belajar sebagai berikut :

Table 4.6 Data Hasil Belajar Siklus II

 

No

Pencapaian

Kelas metode diskusi

Tes evaluasi I

1

Nilai terendah

60

2

Nilai tertinggi

100

3

Rata-rata nilai

85

4

Jumlah peserta didik yang tuntas

33

5

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas

3

6

Ketuntasan belajar (%)

91,6%

 

 

Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus II, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi diperoleh presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 91,6% dimana jumlah peserta didik sebanyak 36 yang tidak tuntas belajarnya adalah 3 orang peserta didik.

Berdasarkan data diatas kelas dengan pembelajaran perpaduan metode ceramah dan metode diskusi terlihat mengalami peningkatan cukup tinggi. Hasil belajar pada siklus II sudah mencapai indikator yang telah ditentukan sehingga hanya sampai pada siklus II saja.

 

 

 

 

  1. Pembahasan

 

Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua tahapan yang ada dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran diskusi sudah dilaksanakan dengan sangat baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya baik dari aktivitas peserta didik, pendidik, maupun hasil belajaranya

Tabel 4.7 Hasil Belajar Kognitif Peserta didik Siklus I dan Siklus II dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi

No

Hasil Tes

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

40

60

2

Nilai tertinggi

90

100

3

Rata-rata nilai

70

85

4

Jumlah peserta didik yang tuntas

26

33

5

Jumlah peserta didik yang tidak tuntas

10

3

6

Ketuntasan belajar (%)

72%

91,6%

 

 

Hasil belajar peserta didik berupa nilai rata-rata dan presentase ketuntasan dengan menggunakan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan proses pembelajaran yang terencana dengan baik. Peningkatan nilai rata-rata pada setiap siklusnya ini karena peserta didik terlibat langsung secara aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Linda Lundgen (Ibrahim dkk.2000:19) bahwa “pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif selama proses pembelajaran memiliki dampak yang amat positif untuk peserta didik, dalam peningkatan hasil pembelajaran”. Adanya peningkatan

 

 

 

 

pemahaman peserta didik juga merupakan akibat dari melihat, memahami dan mengamati objek secara langsung atau nyata.

Berdasarkan hasil penelitian siklus I kegiatan yang dilakukan antara lain secara klasikal pendidik menyampaikan tentang cara kerja metode pembelajaran diskusi yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran kemudian diawali dengan apersepsi dengan mengingat kembali materi yang lalu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan dipelajari, akan tetapi situasi kelas belum dapat terkendali karena sebagian peserta didik ada yang memperhatikan dan sebagian peserta didik ada yang ramai sendiri. pendidik berusaha untuk menegur dan melanjutkan kembali proses pembelajaran.

Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan metode diskusi dan pendidik membagi peserta didik menjadi 9 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang peserta didik. Pembentukan anggota kelompok ditentukan oleh pendidik. Selesai berdiskusi, perwakilan kelompok mempersentasikan hasil diskusi mereka ke depan kelas, dan menanggapi atau member sanggahan kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya.

Berdasarkan hasil pengamatan siklus I pada lembar observasi peserta didik diperoleh bahwa pada siklus I sebagian perhatian peserta didik pada saat pendidik menjelaskan materi dan pemahaman terhadap pembelajaran metode diskusi cukup baik walaupun masih ada peserta didik yang kurang mengerti dengan pembelajaran metode diskusi, ketrampilan berfikir peserta didik dalam membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan maupun dengan mengerjakan lembar tugas masih kurang.

 

 

 

 

Dalam mengevaluasi soal-soal yang diberikan oleh pendidik juga terlibat kurang bisa memahami. Kelancaran peserta didik dalam mengerjakan terlihat baik dengan cara berdiskusi dengan teman-temannya sehingga hubungan kerjasama dengan teman berjalan dengan baik, ini terlihat dalam semangat dan kesungguhan peserta didik selama pembelajaran metode diskusi

Pelaksanaan siklus II pada pembelajaran perpaduan metode ceramah dan metode diskusi menunjukkan peningkatan. Pada lembar observasi peserta didik, menunjukkan bahwa peserta didik sudah memahami dan dapat menjalankan metode diskusi dengan sangat baik. Hasil pengamatan lembar observasi aktivitas pendidik pada siklus II menunjukkan bahwa pendidik mulai terampil dalam menerapkan metode diskusi dan peserta didik juga berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Peserta didik juga mulai terbiasa dengan pola belajar bersama, sehingga peserta didik benar- benar memiliki tanggung jawab dalam kelompoknya dan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya merupakan tanggung jawab bersama. Peserta didik sudah tidak merasa malu dan takut lagi dalam berpendapat.

Semangat dan kerjasama dalam pembelajaran diskusi dari siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam setiap siklusnya. Rata-rata hasil belajar dari siklus I ke siklus II telah mengalami peningkatan prosentase ketuntasan klasikal yaitu pada siklus I rata-rata 70 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 72% dan pada siklus II rata-rata nilai 85 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 91,6%.

 

 

 

 

Penerapan model pembelajaran perpaduan metode ceramah dan metode diskusi membuat peserta didik tidak hanya menghafal materi yang diberikan pendidik, tetapi peserta didik dapat memahami secara langsung apa yang dipelajari lewat kegiatan belajar bersama teman sekelompoknya. Dengan melihat hasil pengamatan dan hasil belajar peserta didik siklus II dengan pembelajaran perpaduan metode ceramah dan metode diskusi mampu mencapai ketuntasan klasikal sebesar 91,6%. Dengan demikian indikator kerja telah tercapai dengan baik, sehingga tidak perlu diadakan siklus selanjutnya.

 

 

 

 

BAB V PENUTUP

 

 

  1. Simpulan

 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut :

    1. Perpaduan pembelajaran metode ceramah dan metode diskusi mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi jenis-jenis Gerak lurus beraturan peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Cepiring. Hal ini terlihat pada peningkatan nilai rata- rata evaluasi peserta didik dari 70 pada siklus I meningkat menjadi 85 pada siklus II. Ketuntasan klasikal peserta didik pada siklus I sebesar 72% meningkat menjadi 91,6% pada siklus II.
    2. Hasil pengamatan terhadap aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari besarnya prosentase pada lembar hasil pengamatan pembelajaran peserta didik dan pendidik yang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Prosentase aktivitas peserta didik siklus I dengan perpaduan metode ceramah dan metode diskusi sebesar 70% dan meningkat menjadi 87,5% pada siklus II. Sedangkan prosentase peningkatan aktivitas pendidik yaitu 71% pada siklus I meningkat menjadi 92% pada siklus II.
 

 

 

 

  1. Saran

 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut :

    1. Pendidik hendaknya mampu menerapkan metode pembelajaran dengan tepat sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
    2. Pendidik dapat memberikan penghargaan kepada peserta didik yang aktif dalam hal bertanya atau memberikan tanggapan terkait dengan materi, sehingga motivasi peserta didik meningkat.
 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Ahmad, M., & Tambak, S. (2018). Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Murid Pada Pelajaran Fiqh. Al-Hikmah: Jurnal Agama Dan Ilmu Pengetahuan, 15(1), 64-84.

Anni, Chatharina, dkk. 2009. Psikologi Belajar. Semarang. UNNES Press.

 

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta.

PT Rineka Cipta.

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik, Umar. 2009. Perencanaan Pengajaran berdasarkan Pendekatan Sistem..

Jakarta: Bumi Aksara.

 

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

 

Purwanto, Ngalim. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Frenada Media.

 

Sudjana, Nana. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :PT Sinar Baru Algesindo.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widiarsa, I. N. (2020). Peningkatan hasil belajar peserta didik melalui metode diskusi.

Jurnal Pendidikan Indonesia, 1(3), 234-253.

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

LAMPIRAN SIKLUS 1

 

ASESMEN FORMATIF

 

Jenis Penilaian

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen Penilaian

 

Penilain Sikap

 

Observasi

Lembar Pengamatan Sikap selama Kegiatan Diskusi Kelompok

 

Penilaian Keterampilan Performa

 

Observasi

 

Lembar Pengamatan Kegiatan Presentasi Kelompok

  1. INSTURUMEN PENILAIAN SIKAP
    1. Lembar Penilaian Sikap pada Kegiatan Diskusi Kelompok

Penilaian sikap pada kegiatan diskusi kelompok dilakukan dengan mengamati aspek- aspek sebagai berikut : bergotong royong, bernalar kritis, dan mandiri.

 

 

No

 

Nama Peserta Didik

Aspek pengamatan

 

Skor Total

 

Nilai

Bergotong Royong

Bernalar Kritis

Mandiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 
    1.   Rubrik Penilaian Sikap pada Kegiatan Diskusi Kelompok

Penilaian sikap pada kegiatan diskusi kelompok mengikuti rubrik yang diuraikan pada tabel berikut.

 

Aspek

Pengamatan

Indikator

 

 

Bergotong royong

  1. Terlibat aktif dalam kerjasama diskusi kelompok
  2. Menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagian tugas kelompok
  3. Bersedia membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan
  4. Menghargai hasil kerja anggota kelompok

 

Bernalar kritis

  1. Mengemukakan ide/pendapatnya benar
  2. Menyampaikan pendapatnya secara sistematik
  3. Sopan dalam menyampaikan pendapat
  4. Mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik

 

 

Mandiri

  1. Aktif bertanya jika ada pertanyaan yang belum dipahami
  2. Cepat merespon instruksi guru
  3. Aktif dalam memberikan tangapan
  4. Berperan aktif dalam diksusi kelompok

 

Nilai Akhir =

Keterangan Skor :

4 = jika 4 indikator yang terlihat 3 = jika 3 indikatoryang terlihat 2 = jika 2 indikator yang terlihat 1 = jika 1 indikator yang terlihat Kriteria Nilai :

A = 80-100    = BAIK SEKALI B = 70 – 79 = BAIK

C = 60 – 69   = CUKUP D = < 60                        = KURANG

 
  1. INTRUMEN PENILAIAN KETERAMPILAN
    1. Lembar Pengamatan Kegiatan Presentasi Kelompok

 

 

 

 

No.

 

 

Nama Kelompok

Kelengkapan materi

Penulisan materi

Kemampuan presentasi

Skor Total

Nilai Akhir

 

1

 

2

 

3

 

1

 

2

 

3

 

1

 

2

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nilai Akhir =

 

    1. Rubrik Penilaian Kegiatan Presentasi Kelompok

 

Aspek Pengamatan

Indikator

 

Kelengkapan materi

  1. Isi materi menjawab semua soal yang diberikan
  2. Materi disusun secara sistematis
  3. Dilengkapi dengan data yang mendukung

 

Penulisan materi

  1. Tulisan terbaca dengan jelas
  2. Isi materi dibuat singkat dan jelas
  3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

 

 

Kemampuan presentasi

  1. Materi disampaikan dengan penuh percaya diri
  2. Semua anggota kelompok menguasai materi yang disampaikan
  3. Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam kegiatan presentasi

Keterangan Skor

3 = jika 3 indikator yang terlihat 2 = jika 2 indikator yang terlihat 1 = jika 1 indikator yang terlihat Kriteria Nilai :

A = 80-100    = BAIK SEKALI B = 70 – 79 = BAIK

C = 60 – 69   = CUKUP D = < 60                        = KURANG

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN SIKLUS II

 

ASESEMEN FORMATIF

 

Jenis Penilaian

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen Penilaian

 

Penilain Sikap

 

Observasi

Lembar Pengamatan Sikap selama Kegiatan Pembelajaran

 

Penilaian Keterampilan Performa

 

Observasi

  1. Lembar Pengamatan Kegiatan Diskusi
  2. Lembar Pengamatan Kegiatan Presentasi Kelompok

 

  1. INSTURUMEN PENILAIAN SIKAP
    1. Lembar Penilaian Sikap pada Kegiatan Diskusi Kelompok

Penilaian sikap pada kegiatan diskusi kelompok dilakukan dengan mengamati aspek- aspek sebagai berikut : bergotong royong, bernalar kritis, dan mandiri.

 

 

No

 

Nama Peserta Didik

Aspek pengamatan

 

Skor Total

 

Nilai

Bergotong Royong

Bernalar Kritis

Mandiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

    1. Rubrik Penilaian Sikap pada Kegiatan Diskusi Kelompok

Penilaian sikap pada kegiatan diskusi kelompok mengikuti rubrik yang diuraikan pada tabel berikut.

 

Aspek

Pengamatan

Indikator

 

 

Bergotong royong

  1. Terlibat aktif dalam kerjasama diskusi kelompok
  2. Menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagian tugas kelompok
  3. Bersedia membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan
  4. Menghargai hasil kerja anggota kelompok

 

Bernalar kritis

  1. Mengemukakan ide/pendapatnya benar
  2. Menyampaikan pendapatnya secara sistematik
  3. Sopan dalam menyampaikan pendapat
  4. Mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik

 

 

Mandiri

  1. Aktif bertanya jika ada pertanyaan yang belum dipahami
  2. Cepat merespon instruksi guru
  3. Aktif dalam memberikan tangapan
  4. Berperan aktif dalam diksusi kelompok

 

 

Nilai Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Keterangan Skor :

 

𝑥 100

 

4 = jika 4 indikator yang terlihat 3 = jika 3 indikatoryang terlihat 2 = jika 2 indikator yang terlihat 1 = jika 1 indikator yang terlihat Kriteria Nilai :

A = 80-100    = BAIK SEKALI B = 70 – 79 = BAIK

C = 60 – 69   = CUKUP D = < 60                        = KURANG

 

 

 

 

 

 

 

  1. Lembar Pengamatan Kegiatan Presentasi Kelompok

 

 

 

 

No.

 

 

Nama Kelompok

Kelengkapan materi

 

Format

Kemampuan presentasi

Skor Total

Nilai Akhir

 

1

 

2

 

3

 

1

 

2

 

3

 

1

 

2

 

3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nilai Akhir = 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛

 

𝑥 100

 

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

 

  1. Rubrik Penilaian Kegiatan Presentasi Kelompok

 

Aspek Pengamatan

Indikator

 

Kelengkapan materi

  1. Isi materi menjawab semua soal yang diberikan
  2. Materi disusun secara sistematis
  3. Dilengkapi dengan data yang mendukung

 

Penulisan materi

  1. Tulisan terbaca dengan jelas
  2. Isi materi dibuat singkat dan jelas
  3. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

 

 

Kemampuan presentasi

  1. Materi disampaikan dengan penuh percaya diri
  2. Semua anggota kelompok menguasai materi yang disampaikan
  3. Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam kegiatan presentasi

 

Keterangan Skor

3 = jika 3 indikator yang terlihat 2 = jika 2 indikator yang terlihat 1 = jika 1 indikator yang terlihat Kriteria Nilai :

A = 80-100    = BAIK SEKALI B = 70 – 79 = BAIK

C = 60 – 69   = CUKUP D = < 60                        = KURANG

 

 

 

 

:

LAMPIRAN

 

 

Daftar Nama Siswa XI.2

 

No

Nama Siswa

1

ADINDA EKA NUR AULIA

2

AFIA SILVY APRIIANI

3

AHMAD SUPARWANTO

4

ARMAN FAIZ SETIAWAN

5

AZKA AULIA SYAHIDA

6

CAHYA DINI OKTAVIANA

7

CALLISTA RATNA PARAMESTI

8

DWI NASTIKA

9

FATIH AHMAD IBRAHIM SALAFI

10

FAZA GILANG ARDHANI

11

FRIDA INTAN KURNIA DEWI

12

HANA SIFA ANIFAH

13

HELMI DWI HAPSORO AROFI

14

IFA YULIANTI

15

IRFAM AHMAD MUTAKIN

16

IVAN ARDIANSYA

17

LULUK NISWATUL BARORO

18

MAULANA RISKY SAPUTRA

19

MUHAMMAD AMAR ANASYAH

20

MUHAMMAD ARYA VEGA

21

MUHAMMAD NUR ILHAM

22

MUHAMMAD RAUL RIFQY SHIHAB

23

MUHAMMAD ROMADHONI

24

NATDHIYAH SARI

25

NOVA DWI MELIANA

26

NUR LAYLA ALFIANA KURN

27

RAISSA KHALIQA

28

RIFKA MUWAFFAQ DESAF

29

SATRIO ADI SAPUTRA

30

SAYIDATUN NAZILA

31

SHAFIRA CAHYA AFHA

32

SILVIA PUTRI RAMADHANI

33

SITI INAYAH

34

SITI NURHAYATI

35

TUBAGUS WAHYU HIDAYATULLAH

36

VITTA DESTI ARIYANTI

 

 

LAMPIRAN

 

DAFTAR NAMA KELOMPOK SIKLUS I

 

 

Kelompok 1

 

 

ADINDA EKA NUR AULIA AFIA SILVY APRIIANI AHMAD SUPARWANTO ARMAN FAIZ SETIAWAN

Kelompok 2

 

 

AZKA AULIA SYAHIDA CAHYA DINI OKTAVIANA CALLISTA RATNA PARAMESTI

DWI NASTIKA

Kelompok 3

 

 

FATIH AHMAD IBRAHIM SALAFI

FAZA GILANG ARDHANI FRIDA INTAN KURNIA DEWI

HANA SIFA ANIFAH

Kelompok 4

 

 

HELMI DWI HAPSORO AROFI

IFA YULIANTI IRFAM AHMAD MUTAKIN

IVAN ARDIANSYA

Kelompok 5

 

 

LULUK NISWATUL MAULANA RISKY SAPUTRA MUHAMMAD AMAR ANASYAH

MUHAMMAD ARYA VEGA

Kelompok 6

 

 

MUHAMMAD NUR ILHAM MUHAMMAD RAUL RIFQY SHIHAB

MUHAMMAD ROMADHONI NATDHIYAH SARI

Kelompok 7

 

 

NOVA DWI MELIANA NUR LAYLA ALFIANA KURN

RAISSA KHALIQA RIFKA MUWAFFAQ DESAF

Kelompok 8

 

 

SATRIO ADI SAPUTRA SAYIDATUN NAZILA SHAFIRA CAHYA AFHA SILVIA PUTRI RAMADHANI

Kelompok 9

 

 

SITI INAYAH SITI NURHAYATI TUBAGUS WAHYU HIDAYATULLAH

VITTA DESTI ARIYANTI

 
LAMPIRAN

 

DAFTAR NAMA KELOMPOK SIKLUS II

 

 

 

 

Kelompok 1

 

 

ADINDA EKA NUR AULIA AFIA SILVY APRIIANI TUBAGUS WAHYU HIDAYATULLAH

VITTA DESTI ARIYANTI

Kelompok 2

 

 

AZKA AULIA SYAHIDA CAHYA DINI OKTAVIANA SHAFIRA CAHYA AFHA SILVIA PUTRI RAMADHANI

Kelompok 3

 

 

FATIH AHMAD IBRAHIM SALAFI FAZA GILANG ARDHANI RAISSA KHALIQA

RIFKA MUWAFFAQ DESAF

Kelompok 4

 

 

HELMI DWI HAPSORO AROFI IFA YULIANTI

MUHAMMAD ROMADHONI NATDHIYAH SARI

Kelompok 5

 

 

LULUK NISWATUL MAULANA RISKY SAPUTRA

CALLISTA RATNA PARAMESTI DWI NASTIKA

Kelompok 6

 

 

MUHAMMAD NUR ILHAM MUHAMMAD RAUL RIFQY SHIHAB

IRFAM AHMAD MUTAKIN

IVAN ARDIANSYA

Kelompok 7

 

 

NOVA DWI MELIANA NUR LAYLA ALFIANA KURN FRIDA INTAN KURNIA DEWI

HANA SIFA ANIFAH

Kelompok 8

 

 

SATRIO ADI SAPUTRA SAYIDATUN NAZILA MUHAMMAD AMAR ANASYAH MUHAMMAD ARYA VEGA

Kelompok 9

 

 

SITI INAYAH SITI NURHAYATI

AHMAD SUPARWANTO ARMAN FAIZ SETIAWAN

 
DAFTAR NILAI SIKLUS I

 

No

Nama

Nilai

Keterangan

1

ADINDA EKA NUR AULIA

90

Tuntas

2

AFIA SILVY APRIIANI

80

Tuntas

3

AHMAD SUPARWANTO

60

Tidak Tuntas

4

ARMAN FAIZ SETIAWAN

40

Tidak Tuntas

5

AZKA AULIA SYAHIDA

90

Tuntas

6

CAHYA DINI OKTAVIANA

80

Tuntas

7

CALLISTA RATNA PARAMESTI

80

Tuntas

8

DWI NASTIKA

70

Tuntas

9

FATIH AHMAD IBRAHIM SALAFI

60

Tidak Tuntas

10

FAZA GILANG ARDHANI

80

Tuntas

11

FRIDA INTAN KURNIA DEWI

70

Tuntas

12

HANA SIFA ANIFAH

70

Tuntas

13

HELMI DWI HAPSORO AROFI

80

Tuntas

14

IFA YULIANTI

70

Tuntas

15

IRFAM AHMAD MUTAKIN

90

Tuntas

16

IVAN ARDIANSYA

50

Tidak Tuntas

17

LULUK NISWATUL BARORO

80

Tuntas

18

MAULANA RISKY SAPUTRA

70

Tuntas

19

MUHAMMAD AMAR ANASYAH

70

Tuntas

20

MUHAMMAD ARYA VEGA

90

Tuntas

21

MUHAMMAD NUR ILHAM

40

Tidak Tuntas

22

MUHAMMAD RAUL RIFQY SHIHAB

80

Tuntas

23

MUHAMMAD ROMADHONI

70

Tuntas

24

NATDHIYAH SARI

40

Tidak Tuntas

25

NOVA DWI MELIANA

70

Tuntas

26

NUR LAYLA ALFIANA KURN

60

Tidak Tuntas

27

RAISSA KHALIQA

40

Tidak Tuntas

28

RIFKA MUWAFFAQ DESAF

80

Tuntas

29

SATRIO ADI SAPUTRA

70

Tuntas

30

SAYIDATUN NAZILA

70

Tuntas

31

SHAFIRA CAHYA AFHA

80

Tuntas

32

SILVIA PUTRI RAMADHANI

70

Tuntas

33

SITI INAYAH

80

Tuntas

34

SITI NURHAYATI

60

Tidak Tuntas

35

TUBAGUS WAHYU HIDAYATULLAH

60

Tidak Tuntas

36

VITTA DESTI ARIYANTI

90

Tuntas

Rata-rata

70

 

 

DAFTAR NILAI SIKLUS II

 

No

Nama

Nilai

Keterangan

1

ADINDA EKA NUR AULIA

100

Tuntas

2

AFIA SILVY APRIIANI

90

Tuntas

3

AHMAD SUPARWANTO

80

Tuntas

4

ARMAN FAIZ SETIAWAN

70

Tuntas

5

AZKA AULIA SYAHIDA

100

Tuntas

6

CAHYA DINI OKTAVIANA

90

Tuntas

7

CALLISTA RATNA PARAMESTI

90

Tuntas

8

DWI NASTIKA

80

Tuntas

9

FATIH AHMAD IBRAHIM SALAFI

80

Tuntas

10

FAZA GILANG ARDHANI

90

Tuntas

11

FRIDA INTAN KURNIA DEWI

90

Tuntas

12

HANA SIFA ANIFAH

90

Tuntas

13

HELMI DWI HAPSORO AROFI

100

Tuntas

14

IFA YULIANTI

80

Tuntas

15

IRFAM AHMAD MUTAKIN

100

Tuntas

16

IVAN ARDIANSYA

70

Tuntas

17

LULUK NISWATUL BARORO

100

Tuntas

18

MAULANA RISKY SAPUTRA

90

Tuntas

19

MUHAMMAD AMAR ANASYAH

80

Tuntas

20

MUHAMMAD ARYA VEGA

100

Tuntas

21

MUHAMMAD NUR ILHAM

70

Tuntas

22

MUHAMMAD RAUL RIFQY SHIHAB

100

Tuntas

23

MUHAMMAD ROMADHONI

70

Tuntas

24

NATDHIYAH SARI

70

Tuntas

25

NOVA DWI MELIANA

70

Tuntas

26

NUR LAYLA ALFIANA KURN

60

Tidak Tuntas

27

RAISSA KHALIQA

60

Tidak Tuntas

28

RIFKA MUWAFFAQ DESAF

100

Tuntas

29

SATRIO ADI SAPUTRA

90

Tuntas

30

SAYIDATUN NAZILA

70

Tuntas

31

SHAFIRA CAHYA AFHA

100

Tuntas

32

SILVIA PUTRI RAMADHANI

90

Tuntas

33

SITI INAYAH

90

Tuntas

34

SITI NURHAYATI

60

Tidak Tuntas

35

TUBAGUS WAHYU HIDAYATULLAH

90

Tuntas

36

VITTA DESTI ARIYANTI

100

Tuntas

Rata-rata

85

 

 
LAMPIRAN GAMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN

 

 

Pendidik membuka pembelajaran

 

 

 

 

 

 

Peserta didik melakukan diskusi kelompok

 

 

 

 

 

 

 

Peserta didik mengerjakan evaluasi di google form

 

 

 

 


Komentar

×
Berhasil membuat Komentar
×
Komentar anda masih dalam tahap moderator
1000
Karakter tersisa
Belum ada komentar.

Jadilah yang pertama berkomentar di sini